Oleh : Ary Nugroho (Pegawai KPPN Jakarta III)
Pandemi Covid-19 yang makin terkendali memberikan dampak terhadap kebangkitan perekonomian nasional , tidak terkecuali di wilayah ibu kota DKI Jakarta . Hal tersebut tentunya bakal menggembirakan bagi perkembangan ekonomi regional dan kesejahteraan DKI Jakarta.
Isu inipun menjadi pembicaraan dalam Press Conference Kinerja APBN DKI Jakarta periode 30 September 2022 oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta.
“Perkembangan Ekonomi Regional DKI Jakarta dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang naik 5,59% (yoy), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar Rp.788,99 triliun, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun 0.51%, dan kenaikan kunjungan wisman ke DKI Jakarta yg signifikan Agustus 2022 mencapai 121.438 kunjungan” (Alfiker Siringoringo, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta,2022).
Kondisi Fiskal Regional
Sampai dengan tanggal 30 September 2022, Pendapatan dan Hibah APBN Regional mencapai Rp1.238,52 T atau 107,14% dari target atau naik 48,39% dari periode sebelumnya. Sedangkan Belanja APBN Regional mencapai Rp428,11 T atau 59,68% dari pagu yang disediakan atau turun 9,47% dari periode sebelumnya.
Dengan demikian terjadi surplus APBN Regional sebesar Rp810,40 T atau 184,75% dari target, meningkat signifikan sebanyak 124,00% dibandingkan periode sebelumnya.
Adapun strategic issues dari sisi belanja APBN yaitu pertama, dengan dilonggarkannya kebijakan Automatic Adjustment, perlu adanya arahan dalam percepatan realisasi belanja terhadap anggaran yang sudah tidak dicadangkan. Kedua, pengalihan anggaran subsidi dan kompensasi BBM menjadi BLT BBM bagi masyarakat yang rentan dan miskin, sangat membantu menjaga daya beli masyarakat.
Dampak APBN Terhadap Perekonomian DKI Jakarta. Pertama, Perkembangan Program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Realisasi penyaluran KUR s.d. 30 September 2022 mencapai Rp8,49 triliun, yang disalurkan kepada 162.151 debitur melalui skema Kecil, Mikro, Supermikro, dan Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Kedua, Perkembangan Pembiayaan Ultra Mikro (UMi). Akumulasi realisasi Pebiayaan UMi s.d. 30 September 2022 mencapai Rp284,95 miliar, yang disalurkan kepada 68.380 debitur melalui PT. Bahana Artha Ventura (BAV), PT. Pegadaian, dan PT. Permodalan Nasional Madani (PNM).
Ketiga, Perkembangan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Sampai akhir September 2022 terealisasi Rp.3.9 triliun digunakan untuk klaim rumah sakit, Bansos Program Keluarga Harapan (PKH), Bansos Sembako, Bantuan Langsung Tunai Minyak Goreng Kemensos, dan Insentif Tenaga Kesehatan.
Keempat, Peluang Investasi. MRT Retail Area Bundaran Hotel Indonesia selain menjadi bagian dari pengembangan kawasan berorientasi transit atau Transit Oriented Development (TOD) pertama di bawah MRT Jakarta, kawasan ritel bundaran HI juga akan menjadi kawasan ritel bawah tanah terintegrasi pertama di Indonesia, sehingga membuka jalan untuk pengembangan serupa di masa depan.
Demikian juga dengan Revitalisasi Bus Rapid Transit dalam rangka penyelesaian revitalisasi 99 Pemberhentian Bus BRT Transjakarta.
Dengan kinerja fiskal yang baik ini diharapkan mampu mendorong perekonomian Provinsi DKI Jakarta pulih dari masa pandemi dan tumbuh semakin cepat dan tinggi sehingga memiliki multiplier effect terhadap perkonomian dan masyarakat Provinsi DKI Jakarta dan sekitarnya.