Apa itu BLU? Badan layanan umum (BLU) adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
Dalam menjalankan kegiatan layanannya BLU harus menerapkan praktik bisnis yang sehat yaitu berdasarkan kaidah-kaidah manajemen yang baik dalam rangka pemberian layanan yang bermutu dan berkesinambungan.
Sampai dengan saat ini terdapat kurang lebih 260 BLU yang tersebar di seluruh Indonesia. BLU tersebut merupakan BLU dibawah Pemerintah Pusat, belum termasuk BLUD di bawah Pemerintah Daerah. Adapun sebaran bidang usahanya adalah sebagai berikut:
Bidang Kegiatan Usaha/rumpun BLU | Jumlah BLU |
Kesehatan | 106 |
Pendidikan | 116 |
Pengelola Dana | 8 |
Kawasan | 6 |
Barang Jasa Lainnya | 24 |
Sumber : https://bios. kemenkeu.go.id
Dari jumlah 260 BLU yang ada tersebut kurang lebih sebanyak 50 BLU atau sekitar 19% adalah BLU yang berada dan yang pengesahan pendapatan dan belanjanya secara administrative dilakukan di kementerian keuangan wilayah DKI Jakarta. Beberapa contoh BLU di wilayah DKI Jakarta antara lain: Rumah Sakit Fatmawati Jakarta, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit dan Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran.
Sampai dengan bulan Oktober 2022, tercatat realisasi pendapatan BLU untuk wilayah DKI Jakarta sebesar Rp 47,98 Triliun atau kurang lebih 68% dari total pendapatan BLU secara nasional sebesar Rp 71,07 Triliun.
Dari sisi belanja, sampai dengan bulan Oktober 2022 tercatat realisasi belanja BLU untuk wilayah Provinsi Jakarta sebesar Rp 41,71 Triliun atau kurang lebih 71% dari total belanja BLU secara nasional sebesar Rp 58,55 Triliun.
BLU memiliki potensi untuk terus tumbuh dan berkembang di sejumlah area, meliputi inovasi di bidang teknologi, optimalisasi aset, dan peningkatan kualitas layanan. Untuk memastikan kontinuitas dan perkembangan layanan BLU tersebut, maka dibutuhkan seperangkat tools yang diharapkan mampu menilai kinerja BLU secara komprehensif dan universal bagi seluruh BLU.
Tools ini diharapkan dapat digunakan oleh para Stakeholder dalam mengidentifikasi area for improvement. Tools tersebut saat ini lazim disebut BLU Maturity Rating Assessment Tools.
Aspek dan Indikator Maturitas
BLU Maturity Rating Assessment Tools disusun berdasarkan kerangka maturitas (kematangan) yang terdiri atas lima level utama. Masing-masing level memiliki basis kriteria yang berlaku secara universal untuk seluruh aspek penilaian dan indikator.
Aspek penilaian dan indikator maturitas selanjutnya diukur berdasarkan dua pendekatan utama, yaitu pengukuran berbasis hasil (result-based) dan pengukuran berbasis proses (process based)
Dalam perkembangannya BLU Maturity Rating Assessment Tools sudah mulai coba digunakan untuk penilaian mulai tahun 2022. BLU Maturity rating Assessment tools mempunyai 6 aspek pengukuran yaitu aspek keuangan, pelayanan, kapabilitas internal, tata kelola & kepemimpinan, inovasi dan lingkungan. Dari aspek-aspek tersebut selanjutnya masing-masing displit menjadi beberapa indikator.
Untuk aspek keuangan menggunakan indikator pengukuran berupa: likuiditas, efisiensi, efektivitas dan tingkat kemandirian.
Untuk aspek pelayanan menggunakan indikator pengukuran berupa indeks kepuasan masyarakat, efisiensi waktu pelayanan, sistem pengaduan layanan dan tingkat kesuksesan pemenuhan layanan. Aspek keuangan dan pelayanan merupakan kedua aspek yang menggunakan pendekatan metode berdasar hasil atau result-based.
Untuk aspek kapabilitas internal menggunakan indikator pengukuran berupa sumber daya manusia, proses bisnis, teknologi dan customer fokus.
Untuk aspek tata kelola dan kepemimpinan menggunakan indikator pengukuran berupa perencanaan strategis, etika bisnis, stakeholder’s relationship, manjemen risiko, dan pengawasan & pelaporan.
Untuk aspek inovasi menggunakan indikator pengukuran berupa keterlibatan pengguna layanan, proses inovasi, knowledge management, dan change management.
Untuk aspek lingkungan mengginakan indikator pengukuran berupa Environmental Footprint Management dan Penggunaan Sumber Daya.
Aspek kapabilitas internal, aspek tata kelola & kepemimpinan, aspek inovasi dan aspek lingkungan merupakan empat aspek yang menggunakan pendekatan metode berdasar proses atau process-based.
Level Maturitas
Berdasarkan penilaian dengan menggunakan aspek-aspek dan indikatornya akan diperoleh score yang menunjukkan level maturitasnya.
Level maturitas sendiri mempunyai lima level tingkat sebagai berikut:
Level 1, Initial or ad-hoc : Pada tingkatan awal ini, BLU masih berada pada tahap permulaan, di mana aktivitas yang digunakan sebagai dasar pengukuran maturitas masih bersifat ad-hoc.
Level 2, Managed : Pada level ini, BLU memiliki kapabilitas untuk melakukan aktivitas yang bersifat repeatable meskipun belum terdokumentasikan secara standar.
Level 3, Defined : Pada level ini, BLU mampu mendokumentasikan aktivitas pada level 2 secara standar yang dituangkan dalam bentuk prosedur baku.
Level 4, Predictable : Pada level ini, BLU mampu mendefinisikan, mengendalikan dan memprediksi proses untuk menjaga kualitas layanan maupun output yang diberikan kepada publik.
Level 5, Optimizing : Pada level ini, BLU telah mencapai tahap kesempurnaan dan berorientasi pada inovasi dan peningkatan berkelanjutan (continuous improvement).
Gambaran Level Maturitas
Berdasarkan data jumlah BLU, pendapatan dan belanjanya, maka untuk wilayah DKI Jakarta memiliki porsi dan kontribusi yang besar terkait eksistensi BLU. Bahkan apabila kita tandingkan antara pendapatan dan belanjanya sampai bulan Oktober 2022, maka untuk wilayah DKI Jakarta, terjadi surplus sebesar Rp 6,27 Triliun.
Beranjak dari kontribusi yang besar dari BLU wilayah DKI Jakarta tersebut, maka layak apabila BLU di wilayah ini dijadikan sampel untuk mengukur level maturitas. Secara umum akan coba dilihat berapa rata-rata level maturitas BLU berdasarkan data-data self assessment yang telah disampaikan secara mandiri melalui aplikasi BIOS (BLU Integrated Online System) secara online.
Data-data self assessment maturitas pada aplikasi BIOS yang telah disampaikan secara mandiri setidaknya telah diaprove secara berjenjang oleh 2 orang yang berwenang dari masing-masing BLU untuk selanjutnya diverifikasi oleh pihak kementerian keuangan. Berdasarkan pengamatan atas data-data maturitas dapat dijelaskan sebagai berikut.
Rumpun BLU | Rata-rata Nilai Maturitas B:U |
Kesehatan | 3,34 |
Pendidikan | 3,07 |
Pengelola Dana | 3,04 |
Barang Jasa Lainnya | 3,29 |
Sumber : Data Bios yang diolah
Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi terhadap data-data Badan Layanan Umum di wilayah DKI Jakarta, menunjukkan fakta bahwa rata-rata nilai maturitas untuk BLU rumpun kesehatan menunjukkan score maturitas sebesar 3,34 dan berada pada level 3 (defined). Tiga aspek yang memberi kontribusi terbesar pada posisi maturitas level 3 tersebut berasal dari aspek pelayanan dengan score 4,07, aspek kapabilitas internal dengan score 3,59 dan aspek tata kelola & kepemimpinan dengan score 3,19.
Rata-rata nilai maturitas untuk BLU rumpun Pendidikan menunjukkan score maturitas sebesar 3,07 dan berada pada level 3 (defined). Tiga aspek yang memberi kontribusi terbesar pada posisi maturitas level 3 tersebut berasal dari aspek pelayanan dengan score 3,49, aspek kapabilitas internal dengan score 3,50 dan aspek tata kelola & kepemimpinan dengan score 3,27.
Rata-rata nilai maturitas untuk BLU rumpun Pengelola Dana menunjukkan score maturitas sebesar 3,04 dan berada pada level 3 (defined). Tiga aspek yang memberi kontribusi terbesar pada posisi maturitas level 3 tersebut berasal dari aspek pelayanan dengan score 3,99, aspek kapabilitas internal score 3,09 dan aspek tata kelola & kepemimpinan dengan score 2,95.
Rata-rata nilai maturitas untuk BLU rumpun Barang Jasa Lainnya menunjukkan score maturitas sebesar 3,29 dan berada pada level 3 (defined). Tiga aspek yang memberi kontribusi terbesar pada posisi maturitas level 3 tersebut berasal dari aspek pelayanan dengan score 4,29, aspek kapabilitas internal dengan score 3,38 dan aspek tata kelola & kepemimpinan dengan score 3,23.
Kesimpulan/Rekomendasi
Dengan mencermati gambaran level maturitas yang dihasilkan, menunjukkan fakta bahwa masing-masing rumpun BLU memiliki kecenderungan tertentu pada level maturitasnya. Aspek-aspek yang berkontribusi terbesar pada score maturitas yang diperoleh, ada kesamaan antara satu rumpun dengan rumpun lainnya. Tiga aspek yang memberi kontribusi terbesar adalah aspek pelayanan, aspek kapablitas internal dan aspek tata kelola & kepemimpinan.
Tiga aspek tersebut memiliki level maturitas yang lebih tinggi daripada tiga aspek lainnya. Artinya, tiga aspek lainnya yaitu aspek keuangan, aspek inovasi dan aspek lingkungan masih perlu banyak perbaikan.
Secara umum, BLU di wilayah Provinsi DKI Jakarta menunjukkan maturitas pada level 3 (defined). Hal ini menunjukkan bahwa BLU belum pada level yang mampu mendefinisikan, mengendalikan dan memprediksi proses untuk menjaga kualitas layanan maupun output yang diberikan kepada publik. Namun demikian, khusus pada aspek pelayanan rata-rata nilai maturitasnya sudah hampir mendekati level 4 (predictable).
Terlepas dari level maturitas yang dihasilkan, ada hal pokok yang perlu menjadi koreksi. Bahwa dalam melakukan self assessment maturitas, sangat tergantung penyampaian atau upload dokumen dari masing-masing BLU. Realitanya antara satu BLU dengan BLU lainnya masih dijumpai banyak perbedaan format dokumentasi.
Oleh karena itu perlu kiranya ada standardisasi terhadap dokumentasinya untuk semua level, sehingga memudahkan BLU untuk mendesain dan menyusun dokumentasinya.
*Oleh : Saiful Anam, Ak. (Kasi Pelaksanaan Anggaran DJPb DKI Jakarta)