Serang – Ketua Himpunan Mahasiswa Pascasarajana Indonesia (HMPI) Korwil Banten Fakhrur Khafidzi menyayangkan tudingan tak mendasar Ikhsan Ahmad kepada Gubernur Banten terkait pernyataan meminta pengusaha mencari karyawan baru jika pekerjanya menolak upah minimum kabupaten/kota (UMK).
Pernyataan akademisi Untirta di salah satu media nasional tersebut membuat publik bertanya-tanya apa yang arogan dari sisi Gubernur ketika hanya menegaskan keputusan yang diambil dan menyebut Gubernur WH lulusan S3 yang pikirannya cetek.
“Saya sangat menyayangkan penilaian Pak Ikhsan Ahmad selaku Akademisi yang sangat keliru menilai Ketegasan seorang Gubernur sebagai pernyataan yang arogan dan menyebut pikirannya cetek. Padahal keputusan tersebut sudah dikaji dengan matang dan berlandaskan UU yang berlaku”, ucap Hafidz sapaan Fakhrur Khafidzi, Kamis (12/09/2021).
Hafidz menambahkan, sebagai akademisi sebaiknya mencari jalan terbaik terkait pengupahan disaat Pandemi Covid-19 masih berlangsung. Jangan hanya memotong pernyataan Gubernur Banten tanpa melihat konteks yang ingin disampaikan.
“Sebagai seorang akademisi alangkah eloknya agar mencari solusi bersama disaat Pandemi Covid-19 masih berlangsung. Jangan hanya memotong sebuah pernyataan,” ucap Hafidz.
Lebih lanjut Hafidz menyatakan kita sebaiknya bersyukur dikala Pandemi ini masih bisa bekerja dan mencari nafkah. “Karena ketika biaya upah membebani perusahaan, kemungkinan besar perusahaan akan bangkrut atau pindah ke daerah yang upahnya lebih rendah. Yang akhirnya Banten akan bertambah angka penganggurannya”, ucapnya.
Terakhir Hafidz menyarankan agar Bapak Ikhsan Ahmad agar mundur dari profesinya sebagai dosen Untirta dan meminta pimpinan Untirta bersikap tegas terhadap statmentnya.
“Bapak Ikhsan Ahmad ini adalah dosen FISIP, saya rasa pernyataan yang keluar darinya hanya mencari panggung popularitas dan statmentnya juga bernada provokator dan biang kegaduhan. Ini merupakan bukan tanda akademisi yang baik dan oleh karena ini kami meminta Bapak Ikhsan untuk mundur dari (dosen) Untirta dan menyarankan agar pimpinan Untirta merespon pernyataan yang asal keluar dan bernada provokator tersebut,” tutup Hafidz. (W)