Hebat! Siswa SMA IT Latansa Cendekia Racik Hand Sanitizer dengan Ekstrak Daun...

Hebat! Siswa SMA IT Latansa Cendekia Racik Hand Sanitizer dengan Ekstrak Daun Kersen

0
BAGIKAN
Foto: siswa SMA IT Latansa Cendekia Tangerang sedang melakukan pembuatan hand sanitizer / FN

Oleh Budiman Prastyo, Guru SMA IT Latansa Cendekia

Tanggerang – Akhir-akhir ini kita dihebohkan dengan fenomena pandemi global bernama COVID-19 (Corona Virus Disease 2019). Seperti yang dirilis oleh WHO (World Health Organization). Virus ini merupakan virus jenis baru yang menyerang bagian pernafasan.

Gejalanya dapat kita kenali dengan tanda-tandanya yakni panas (demam), batuk, sampai pneumonia. WHO, pada lamannya menyarankan untuk melakukan pencegahan yang dapat dilakukan dengan membersihkan tangan secara rutin.

Forum ECDC (European Centre For Disease Prevention and Control) pada Maret 2020 pernah memberikan saran terkait langkah pencegahan terinfeksinya virus Corona yaitu dengan mencuci tangan menggunakan sabun atau menggunakan hand sanitizer berbahan dasar alkohol.

Kali ini ada dua pembahasan: (1) Mengenai resep pembuatan hand sanitizer dan (2) Penambahan ekstrak daun kersen untuk hand sanitizer. Untuk pembahasan pembuatan hand sanitizer,  siswa melakukannya di Laboratorium SMA IT Latansa Cendekia, Tangerang, Ahad (15/03/2020).

Akhir-akhir ini juga di daerah tersebut sudah ada instruksi dari Pemerintah Daerah (PEMDA) Banten dalam surat 420/0930-Dindikbud/2020, untuk meliburkan kegiatan instansi Pendidikan guna mencegah menyebarnya virus corona. Nah, sebagai langkah nyata pencegahan, para siswa membuat produk yang tengah ramai dicari, yakni hand sanitizer, di sini digunakan tambahan ekstrak Kersen.

Resep Menurut Para Ahli

Tanggal 11 Maret 2020, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan surat edaran mengenai pembuatan hand sanitizer. Dalam resep tersebut, BPOM menggunakan Etanol 96% sebagai bahan dasar, berfungsi sebagai antiseptik. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam lamannya menggunakan kadar Etanol 95%. Angka persen bahan ini maksudnya, dalam larutan tersebut terkandung 95% Etanol sedangkan sisanya (5%) adalah air. Jenis alkohol yang dipakai oleh beberapa pihak terkadang beragam, baik itu jenis maupun kadarnya. LIPI misalnya, pernah juga menggunakan bio-etanol (etanol dari hasil fermentasi) [4], kemudian WHO menggunakan isopropyl alkohol 99,8 % sebagai bahan dasar. Kesamaannya adalah alkohol ini sama-sama bertujuan sebagai antiseptik yang akan membunuh virus dan bakteri.

Baca Juga :   FKPT Banten: Moderasi Beragama Sangat Diperlukan

Pada intinya, bahan dasar yang digunakan adalah bahan yang sama yakni senyawa alkohol. Hanya saja berbeda rumus molekulnya, perbedaan ini juga menyebabkan titik didihnya berbeda. Semakin panjang rantai alkohol, maka semakin tinggi juga titik didihnya. Senyawa alkohol yang strukturnya bercabang (isopropyl alcohol) dibanding dengan rantai lurus (propyl alcohol), memiliki titik didih lebih rendah. Hal itu terjadi sebab luas permukaan molekul rantai lurus lebih besar, walaupun jumlah atom-atom penyusunnya keduanya sama. Jadi, didapatkan fakta bahwa etanol lebih cepat menguap (berubah menjadi gas) di suhu ruangan dibanding isopropyl alcohol dan propyl alcohol.

Selain bahan primer, digunakan juga bahan-bahan sekunder untuk mendukung kualitas dari hand sanitizer, seperti Hidrogen peroksida 3% sebagai oksidator yang berfungsi menonaktifkan kontaminasi virus dan bakteri dan gliserol 98% sebagai pelembab kulit. Ada juga yang menambahkan ekstrak tumbuhan tertentu atau nanomaterial (nano silver) seperti yang dilakukan oleh LIPI menggunakan nanoteknologi.

Baca Juga :   Peduli Covid-19, Polda Banten Beri Bantuan Anggota DPC FSB Garteks Serang yang Dirumahkan

“Kami ada kendala ketiadaan bahan di Laboratorium (hydrogen peroksida) sehingga ada alternatif antibakteri yaitu ektrak daun kersen,” Jelas Faishal Helmy, salah satu murid SMA IT Latansa Cendekia saat diwawancarai.

Pohon kersen (Muntingia calabura) merupakan pohon berbuah yang relatif mudah ditemui di daerah Tangerang. Pada pembuatan hand sanitizer ini dimanfaatkan pohon tersebut pada bagian daunnya. Menurut penelusuran, daun tersebut memiliki senyawa aktif antivirus dan antibakteri. Penelusuran fitokimia didapatkan bahwa kandungan daun kersen positif senyawa flavonoid, tannin, triterpene, sapoinin dan polifenol. Metabolit sekunder berupa flavonoid inilah yang berfungsi sebagai antivirus dan antibakteri.

Proses pengambilan kandungan pada daun kersen dilakukan dengan ekstraksi maserasi, teknik ini dilakukan dengan merendam daun kersen (100 gram) yang sudah dikeringkan (dijemur) dengan alkohol sebanyak 500 ml (bisa digunakan alcohol pada bahan dasar). Alhasil, kandungan ekstraksi kini dapat ditambahkan ke campuran hand sanitizer. Pada pembuatannya, dicampurkan 5 ml hasil ekstrak daun kersen untuk setiap 500 ml hand sanitizer. Terakhir, sebagai zat tambahan juga, telah ditambahkan minyak atsiri greentea untuk menambah aroma.

Sebenarnya, untuk penambahan bahan-bahan agar lebih berkualitas dapat divariasikan sesuai kreatifitas, selama masih aman digunakan. Misalkan digunakan nanomaterial antibakteri, ekstrak daun, buah, kulit buah tertentu juga bisa. Dengan catatan, sudah melewati proses pemeriksaan (skrining) fitokimia dengan baik, agar mengetahui kandungan kimianya, apakah berbahaya atau tidak.

FN

TINGGALKAN KOMENTAR

five + seventeen =